Search This Blog

Thursday, April 27, 2017

MAKALAH Model-model desain pembelajaran PAI



“Model-model Desain Pembelajaran”
Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Perencanaan dan Desain Pembelajaran


                                                                         
Dosen Pengampu: Fitri Oviyanti, M.Ag
Disusun Oleh Kelompok 3:
Amelia Agustina  (1532100083)
Askur Hadi          (1532100088 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2016/2017



A.    PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajaran terhadap  siswa-siswanya.
Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran dan membuat model perencanaan pembelajaran dengan baik supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dan terkontrol dengan baik dan sistematis.

b.      Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian model pembelajaran?
2.    Apa saja macam-macam model perencanaan pembelajaran?

c.     Tujuan
1.    Mengetahui pengertian model pembelajaran
2.    Mengetahui Apa saja macam-macam model perencanaan pembelajaran







B.     PEMBAHASAN

a.      Pengertian model pembelajaran

                        Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe merupakan bentuk dari bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.[1]

                        Kemudian pembelajaran, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.[2]

                        Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.[3]

                        Jadi dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.



b.      Macam-macam Model Perencanaan Pembelajaran
Ada banyak model perencanaan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1.      Model ASSURE
Model desain pembelajaran Assure ini adalah suatu model desain pembelajaran yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) yang beriorientasi kelas. Heinich mengungkapkan bahwa model desain pembelajaran ini terdiri atas enam tahap kegiatan sebagai berikut:[4]
Model ASSURE
Analyze Learners

perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar

States Objectives
menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.

Select Methods, Media, dan Material
ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan  dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media  yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih atau mendesain media yang telah ditentukan.
Utilize Media and materials
ada lima langkah  bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sediakan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.

Require Learner Participation
sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.

Evaluate and Revise
penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.


                                                                        
2.      Model ADDIE
                        Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.[5]
                        Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :



Model ADDIE
Analysis (analisa)
 yaitu melakukan needs assesment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), danmelakukan analisis tugas (task analysis).


Design (desain/perancangan)
yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama,  merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media dan yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain.


Development (pengembangan), pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan.

Implementation (implementasi/eksekusi)
implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan  sistem pembelajaran yang sedang kita buat.

Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.

                                
3.      Model Kemp
                        Model desain system intruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul.
                        Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp yaitu hasil yang ingin dicapai, Analisis tes mata pelajaran,  tujuan khusus belajar, aktivitas belajar, sumber belajar, layanan pendukung, evaluasi belajar, tes awal, karakteristik belajar.
                        Kesembilan komponen itu merupakan suatu siklus yang terus-menerus direvisi setelah dievaluasi baik evaluasi sumatife maupun formatife dan diarahkan untuk menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang ingin dicapai, prioritas, dan berbagai kendala yang muncul[6].

4.      Model Banathy
                        Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp. Model ini memandang bahwa penyusunan sisten instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni:
Model Banathy
Menganalisis dan merumuskan tujuan
baik tujuan pengembangan sistem maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.

Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.

Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar

Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar yakni kegiatan mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar-mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
Merancang sistem
Merancang sistem
yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap komponen sistem, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.

Mengimplementasi dan melakukan kontrol kualitas sistem
yakni melatih sekaligus menilai efektifitas sistem, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi
Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi

                                      
Manakala kita lihat langkah 1 sampai 4 merupakan tahapan dalam rangka proses rancangan, sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dirumuskan.[7]

5.      Model Dick and Carrey
Seperti desain model banathy, dalam mendesain pembelajaran model Dick and Cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini perlu dirumuskan? Oleh sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak dari kemampuan dasar atau kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan tujuan khusus yang harus dicapai selanjutnya dirumuskan tes dalam bentuk Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus.
Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi sumative. Evalusi formative berfungsi untuk menilai evektivitas program dan evaluasi sumatife berfungsi untuk menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan umpan balik dalam merevisi program pembelajaran.[8]
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah yaitu meengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran, melaksanakan analisis pembelajaran, mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan performansi, mengembangkan butir–butir tes acuan patokan, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, merevisi bahan pembelajaran, mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

6.      Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
                        Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:[9]

Model PSSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Merumuskan tujuan
yakni kemampuan yang harus dicapai oleh sisiwa, ada 4 syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.

Mengembangkan alat evaluasi
yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap kedua setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan.

Mengembangkan kegiatan belajar mengajar
yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.

Mengembangkan program kegiatan pembelajaran
yakni merumuskan materi pelajaran. Menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran.

Pelaksanaan program
yaitu kegiatan mengadakan pra tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.




7.        Model Gerlach dan Ely
               Model pengembangan intruksional yang di kembangkan Gerlach dan Ely ini maksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurutnya langkah langkah dalam pengembangan intruksional terdiri dari merumuskan tujuan intruksional, menentukan isi materi pelajaran, menetukan kemampuan awal peserta didik, menentukan teknik dan strategi, pengelompokan belajar, menentukan pembagian waktu, menentukan ruang, memilih media intruksional yang sesuai, mengevaluasi hasil belajar, menganalisis umpan balik.[10]
               Model ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode perencanaan pembelajaran yang sistematis. Model ini merupakan suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah rencana untuk kegiatan pembelajaran. Dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar-mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan perincian setiap komponen.[11]





C.    KESIMPULAN

            Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

            Macam-macam model perencanaan pembelajaran yaitu:
1)        Model Assure
2)        Model Addie
3)        Model Kemp
4)        Model Banath
5)         Model Dick & Carrey
6)        Model PPSI
7)        Model Gerlach & Ely
















D.    DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru. 2011. Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Harjanto. 1997. Perecanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wiyani, Novan ardy. 2013. Desain pembelajaran pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
http://duniatp.blogspot.co.id/2015/04/model-pembelajaran-gerlach-dan-ely.html.




[1] Drs. Harjanto, Perecanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hal. 51.
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,  (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 25.
[3] Iif khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), hal. 83.
[4] Novan Ardy Wiyani, Desain pembelajaran pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 39.

[5] Ibid., hal. 42.
[6] Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,  2010), hal. 71.
[7] Ibid., hal. 73.
[8]Ibid., hal. 75.                                                                                            
  [9]Ibid., hal. 76.
   [10] Harjanto, Op. Cit., hal. 83
[11] http://duniatp.blogspot.co.id/2015/04/model-pembelajaran-gerlach-dan-ely.html. diakes pada hari Senin  tanggal 20 Maret 2017, Pukul: 11:40 WIB.

No comments:

Post a Comment

Laporan Magang III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan peserta didik melalui pembelajaran se...