“Model-model Desain Pembelajaran”
Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Perencanaan dan Desain Pembelajaran

Dosen
Pengampu: Fitri Oviyanti, M.Ag
Disusun
Oleh Kelompok 3:
Amelia
Agustina (1532100083)
Askur
Hadi (1532100088 )
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
AJARAN 2016/2017
A. PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi
yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran
adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajaran
terhadap siswa-siswanya.
Perkembangan
pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan
perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan
kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu
pembelajaran dan membuat model perencanaan pembelajaran dengan baik supaya
proses belajar mengajar dapat berjalan dan terkontrol dengan baik dan
sistematis.
b. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian model pembelajaran?
2.
Apa
saja macam-macam model perencanaan pembelajaran?
c.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian model pembelajaran
2.
Mengetahui
Apa saja macam-macam model perencanaan pembelajaran
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian model pembelajaran
Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe merupakan bentuk dari bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.[1]
Kemudian pembelajaran, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.[2]
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.[3]
Jadi dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
b.
Macam-macam Model Perencanaan Pembelajaran
Ada banyak model perencanaan
pembelajaran, diantaranya yaitu:
1.
Model ASSURE
Model desain pembelajaran Assure ini adalah suatu model
desain pembelajaran yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang beriorientasi kelas. Heinich mengungkapkan bahwa model
desain pembelajaran ini terdiri atas enam tahap kegiatan sebagai berikut:[4]
Model ASSURE
|
|
Analyze Learners
|
perlu diketahui bagaimana kebutuhan
dan tingkat kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk
mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus
dan gaya belajar
|
States Objectives
|
menyatakan tujuan pembelajaran harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk
dipelajari.
|
Select Methods, Media, dan Material
|
ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas
pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk
melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih
atau mendesain media yang telah ditentukan.
|
Utilize Media and materials
|
ada lima langkah bagi
penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sediakan
persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
|
Require Learner
Participation
|
sebelum pelajar dinilai secara
formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti
memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
|
Evaluate and Revise
|
penilaian yang dimaksud melibatkan
beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan
penggunaan pelajar.
|
2.
Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah
model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada
tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya
ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.[5]
Model
ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
Model ADDIE
|
|
Analysis (analisa)
|
yaitu melakukan needs assesment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), danmelakukan analisis tugas
(task analysis).
|
Design (desain/perancangan)
|
yang kita lakukan dalam tahap desain
ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun
tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media dan yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain
itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain.
|
Development (pengembangan),
pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan.
|
|
Implementation (implementasi/eksekusi)
|
implementasi adalah langkah nyata
untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat.
|
Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
|
yaitu proses untuk melihat apakah
sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal
atau tidak.
|
3.
Model Kemp
Model desain system intruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan
model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem
pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul.
Komponen-komponen
dalam suatu desain instruksional menurut Kemp yaitu hasil yang ingin dicapai, Analisis tes
mata pelajaran, tujuan khusus belajar, aktivitas belajar, sumber belajar, layanan pendukung, evaluasi belajar, tes awal,
karakteristik belajar.
Kesembilan
komponen itu merupakan suatu siklus yang terus-menerus direvisi setelah
dievaluasi baik evaluasi sumatife maupun formatife dan diarahkan untuk
menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang ingin dicapai, prioritas, dan berbagai
kendala yang muncul[6].
4.
Model Banathy
Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp.
Model ini memandang bahwa penyusunan sisten instruksional dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program
pembelajaran yakni:
Model Banathy
|
|
Menganalisis dan merumuskan tujuan
|
baik tujuan pengembangan sistem
maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai
oleh siswa atau peserta didik.
|
Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
|
Merumuskan kriteria tes yang sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk
menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa
setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.
|
Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar
|
Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar yakni kegiatan
mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar-mengajar, menilai kemampuan
penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang
mungkin dapat diterapkan.
Merancang sistem
|
Merancang sistem
|
yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap komponen sistem,
mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
|
Mengimplementasi dan melakukan kontrol kualitas sistem
|
yakni melatih sekaligus menilai efektifitas sistem,
melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi
|
Mengadakan perbaikan dan perubahan
berdasarkan hasil evaluasi
|
Manakala
kita lihat langkah 1 sampai 4 merupakan tahapan dalam rangka proses rancangan,
sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah
dirumuskan.[7]
5.
Model Dick and Carrey
Seperti desain model banathy, dalam mendesain
pembelajaran model Dick and Cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan
pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus
yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan
kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini perlu dirumuskan? Oleh
sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak dari kemampuan dasar atau
kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan tujuan khusus yang harus dicapai
selanjutnya dirumuskan tes dalam bentuk Criterion Reference Test, artinya tes
yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus.
Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan
strategi pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan
dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah
melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi sumative. Evalusi
formative berfungsi untuk menilai evektivitas program dan evaluasi sumatife
berfungsi untuk menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi
pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan
umpan balik dalam merevisi program pembelajaran.[8]
Model ini termasuk ke dalam model prosedural.
Langkah–langkah desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah yaitu meengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran, melaksanakan analisis pembelajaran, mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik
siswa, merumuskan tujuan performansi, mengembangkan butir–butir tes acuan patokan, mengembangkan
strategi pembelajaran,
mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, mendesain
dan melaksanakan evaluasi formatif, merevisi bahan pembelajaran, mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
6.
Model PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan
perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan
sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI
terdiri dari 5 tahap yakni:[9]
Model PSSI (Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional)
|
|
Merumuskan tujuan
|
yakni kemampuan yang harus dicapai oleh sisiwa, ada 4
syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya
tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil
belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam
setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
|
Mengembangkan alat
evaluasi
|
yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal untuk
masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap kedua setelah
perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria
yang telah di tentukan.
|
Mengembangkan kegiatan
belajar mengajar
|
yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar dan
menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.
|
Mengembangkan program
kegiatan pembelajaran
|
yakni merumuskan materi pelajaran. Menetapkan metode
dan memilih alat dan sumber pelajaran.
|
Pelaksanaan program
|
yaitu kegiatan
mengadakan pra tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan
melakukan perbaikan.
|
7.
Model Gerlach dan Ely
Model pengembangan intruksional yang di kembangkan Gerlach dan Ely ini
maksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurutnya langkah langkah dalam pengembangan intruksional terdiri dari merumuskan
tujuan intruksional,
menentukan isi materi pelajaran, menetukan
kemampuan awal peserta didik,
menentukan teknik dan strategi, pengelompokan
belajar, menentukan pembagian waktu,
menentukan ruang, memilih media intruksional yang sesuai, mengevaluasi
hasil belajar, menganalisis umpan balik.[10]
Model
ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode
perencanaan pembelajaran yang sistematis. Model ini merupakan suatu garis
pedoman atau suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah
rencana untuk kegiatan pembelajaran. Dalam model ini diperlihatkan keseluruhan
proses belajar-mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan perincian
setiap komponen.[11]
C. KESIMPULAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Macam-macam model perencanaan pembelajaran yaitu:
1)
Model
Assure
2)
Model
Addie
3)
Model
Kemp
4)
Model
Banath
5)
Model Dick & Carrey
6)
Model
PPSI
7)
Model
Gerlach & Ely
D. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif
Khoiru. 2011. Pembelajaran Akselerasi.
Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Harjanto. 1997. Perecanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina.
2008. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina.
2010. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wiyani, Novan ardy. 2013. Desain pembelajaran pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
http://duniatp.blogspot.co.id/2015/04/model-pembelajaran-gerlach-dan-ely.html.
[1] Drs.
Harjanto, Perecanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1997), hal. 51.
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 25.
[3] Iif khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi,
(Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya,
2011), hal. 83.
[4] Novan Ardy Wiyani, Desain pembelajaran pendidikan, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2013),
hal. 39.
[5]
Ibid., hal. 42.
[6] Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), hal. 71.
[7]
Ibid., hal. 73.
[8]Ibid., hal. 75.
[11] http://duniatp.blogspot.co.id/2015/04/model-pembelajaran-gerlach-dan-ely.html. diakes pada hari Senin tanggal 20 Maret 2017, Pukul: 11:40 WIB.
No comments:
Post a Comment