Search This Blog

Thursday, October 11, 2018

MAKALAH METODE DEMONSTRASI, EKSPERIMEN DAN RESITASI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DI MADRASAH KELAS VIII (TSANAWIYAH)


APLIKASI METODE DEMONSTRASI, EKSPERIMEN DAN RESITASI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DI MADRASAH KELAS VIII (TSANAWIYAH)

“Makalah ini untuk didiskusikan pada mata kuliah Pembelajaran Al-Qur’an Hadist”

Dosen Pengampu: Ariandra Satria, M.Pd.I


Disusun Oleh:
Kelompok 4

Dinda Nurramadana               (1532100107)
Martha Dwi Sari                     (1532100175)
Monika Putri                           (1522100044)




JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018
A.           Pendahuluan
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkin untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dari pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa metode belajar mengajar adalah cara-cara atau jalan yang digunakan dalam rangka mentransfer ilmu dari guru kepada siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.[1]

B.            Kompetensi Guru
Guru harus mempunyai kompetensi tertentu yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Seorang guru yang profesional sangat dituntut untuk dapat menguasai materi secara mendalam, struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan mampu menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.[2] Adapun guru harus memiliki kompetensi dalam menggunakan metode-metode tersebut, seperti metode demonstrasi, metode eksperimen, metode resitasi:
1.             Metode Demonstrasi
Guru di tuntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan sampai guru terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh. Adapun menurut pemakalah dalam metode demonstrasi guru di tuntut memiliki kompetensi professional, karena kompetensi profesional merupakan kompetensi guru yang berkaitan dengan penguasaan teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, serta memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.[3]
2.             Metode Eksperimen
Adapun kompetensi yang harus dimiliki guru dalam metode  eksperimen menurut pemakalah, yaitu kompetensi profesional. Karena kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar.  
3.             Metode Resitasi
Adapun dalam metode resitasi ini kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu profesional. Karena metode pemberian tugas diberikan dalam berbagai kegiatan belajar dari berbagai kegiatan belajar dari semua materi pendidikan. Namun demikian, tidak berarti setiap kali harus menggunakan metode ini. Oleh karena itu dibutuhkan profesionalisme pendidik dalam mengaplikasikan metode pemberian tugas yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif.[4]

C.           Pemilihan Metode Pembelajaran
Ada beberapa hal yang diperlukan dalam pemilihan metode:
1.             Metode Demonstrasi
a)             Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada pada hal-hal lain.
b)            Dapat mengurangi beragam kesalahan apabila dibandingkan dengan halnya membaca di dalam buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
c)             Apabila siswa turut aktif bereksperimen, maka anak didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari teman teman dan gurunya.
Jadi dalam pemilihan metode demonstrasi guru harus bisa mengatur kelas agar perhatian siswa selalu terfokus kepada guru karena jika siswa sudah merasa bosan maka proses pembelajaran akan menjadi tidak efektif. Guru juga harus memahami seluruh materi yang akan diajarkan karena jika guru tidak memahami isi materi yang akan di demonstrasikan metode akan menjadi tidak efektif dikarenakan guru tidak memahami isi materi.
2.             Metode Ekperimen
a)             Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap siswa.
b)            Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c)             Pengalokasian waktu yang cukup agar siswa teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, sehingga dapat menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang di pelajari itu.
d)            Anak didik dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu di beri petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu di perhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
e)             Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain, karna sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak dapat di eksperimenkan karna belum tersedianya alat pendukung. Metode eksperimen pada dasarnya lebih tepat di terapkan pada proses pembelajaran bidang Sains, karna bidang ini memiliki karakteristik uji empiris, namun demikian dalam bidang pendidikan agama Islam metode tersebut dapat diadopsi dengan mengambil bagian-bagian langkahnya untuk diterapkan dalam proses pembelajarannya.[5]
Menurut kesimpulan pemakalah dalam pemilihan metode eksperimen guru harus menyiapkan materi yang cocok untuk metode eksperimen tersebut dikarenakan tidak semua materi cocok digunakan dengan metode eksperimen, kemudian  guru harus selalu mengawasi peserta ketika melakukan metode eksperimen agar siswa terawasi serta metode berjalan dengan efektif.
3.             Metode Resitasi
Karakteristik Metode Resitasi Metode pemberian tugas merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu. Selanjutnya hasil penyelesaian tugas tersebut di pertanggung jawabkan kepada guru. Dalam pelaksanaannya anak didik tidak hanya dapat menyelesaikan dirumah akan tetapi juga dapat menyelesaikan di perpustakaan, laboratorium, ruang praktikum dan lain sebagainya. Metode Resitasi (pemberian tugas), disamping merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok, juga menanamkan tanggung jawab. Oleh sebab itu tugas dapat diberikan secara individual atau secara kelompok. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, metode resitasi bisa digunakan untuk berbagai materi yang terkait erat dengan aspek knowldge, aspek afeksi dan psikomotor. Materi yang bisa diajarkan dengan metode reitasi ini misalnya, materi tentang sejarah islam, syarat dan rukun shalat atau ibadah mahdah lainnya.
Adapun menurut pemakalah dalam pemilihan metode resitasi guru harus sudah membuat tugas untuk peserta, karena metode resitasi guru memberikan tugas kepada peserta untuk dikerjakan dikerjakan dirumah, jadi guru sudah menyiapkan materi yang akan diajarkan dan materi tugas yang akan diberikan kepada peserta agar guru tidak kesulitan dalam memberikan tugas kepada peserta.

D.           Komponoen Pengembangan Metode Pembelajaran Demonstrasi, Eksperimen, Resitasi
1.             Metode Demonstrasi
Adapun variasi gaya belajar metode demonstrasi, guru harus memiliki kreatifitas agar dapat merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, meningkatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan, menambah pengalamannya, mengurangi kesalah pahamannya karena pembelajaran lebih jelas dan konkret, serta dapat memecahkan semua persoalan yang timbul dalam alam pikiran peserta didik. Sedangkan Dengan Media demonstrasi akan menjadi metode yang kurang tepat apabila alat-alat yang didemonstrasikan tidak memadai atau tidak sesuai kebutuhan. Demonstrasi menjadi kurang efektif apabila tidak diikuti dengan sebuah aktifitas dimana siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan tidak dapat menjadikan aktifitas itu sebagai pengalaman yang berharga. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.[6]
2.             Metode Eksperimen
Metode Eksperimen dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisi, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu .[7] Sedangkan dengan media menurut pemakalah guru harus kreatif dalam menyesuaikan media dengan materi yang akan dijelaskan. Karena metode ini kebanyakan di gunakan pada materi sains.
3.          Metode Resitasi
Menurut pemakalah bahwasannya dalam penerapan metode resitasi guru harus memiliki kreatifitas dalam proses belajar mengajar dan guru tidak terfokus hanya dengan satu tugas saja, agar siswa tidak bosan. Adapun dengan media guru harus menggunakan media yang unik karena terkadang siswa juga bosan jika hanya diberikan tugas tanpa ada media yang membuat mereka tertarik.

E.            Kelebihan, Kekurangan dan Solusi Metode Pembelajaran Demonstrasi, Eksperimen dan Resitasi
1.             Metode Demonstrasi
Ialah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya. Metode ini banyak digunakan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses pengaturan dan pembuatan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakannya atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan juga untuk mengetahui dan melihat kebenaran sesuatu.[8]


No
Kelebihan

Kekurangan
Solusi
1

Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
Metode demonstari memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstari bisa gagal seshingga dapat menyebababkan metode ini tidak efektif lagi, bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
Guru menentukan hasil yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
2
Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

Demonstari memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiyaaan  yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
Jika peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang tidak memadai guru harus cermat dalam mengatasinya. Jika peralatan pembiyaaan  yang lebih mahal maka guru bisa mencari bahan lain yang lebih terjangkau.
3
Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Demonstari memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan pembelajaran siswa.
Guru harus memiliki keterampilan saat mendemonstrasikan, agar seluruh peserta didik dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi sehingga mereka memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama.

2.             Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.[9]
No
Kelebihan
Kekurangan
Solusi
1
Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi
Guru harus menyesuaikan materi dengan metode eksperimen terlebih dahulu.
2
Dalam membina peserta didik untuk membuat terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal
Guru harus menyiapkan alat-alat terlebih dahulu.
3
Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
Hendaknya guru mengontrol saat peserta melakukan metode tersebut. Agar mempermudah siswa untuk bertanya, jika peserta tidak mengerti.

3.             Metode Resitasi
Metode Resitasi (Pemberian tugas) adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut di pertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu.[10] Namun dalam metode ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan.[11] Adapun kami juga mempunyai solusi untuk mengatasi kekurangan dari metode resitasi tersebut.
NO
Kelebihan
Kekurangan
Solusi
1
Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
Peserta didik yang sulit menangkap susah dalam belajar.
Sesuaikan tugas-tugas yang diberikan itu dengan kemampuan peserta didik.
2
Meringankan tugas pendidik yang diberikan.
Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
Adakan pengontrolan terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik supaya peserta didik tidak memberikan hasil tugas yang dikerjakan orang lain.
3
Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipetanggung jawabkan dihadapan pendidik.
Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
Tugas-tugas yang diberikan kepada pendidik jangan diberikan berkepanjangan, tapi lakukan secara berkali-kali.
4
Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.

Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
Maka guru harus menyiapkan materi.
5
Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses.
Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh peserta didik akan menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
Guru harus menggunakan metode lain agar peserta didik tidak bosan.
6
Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.
Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan  kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
Sebelumnya guru harus menjelaskan materi kepada siswa sampai mereka memahami isi materi agar mereka tidak bingung dalam mengerjakan tugas.
7
Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan peserta didik.
Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang pendidik tak sanggup memeriksa tugas-tugas tersebut.
Bisa menggunakan cara membagikan hasil tugas mereka, tapi diperiksa oleh teman-teman mereka atau di selang-seling. Contoh si A mengoreksi hasil tugas si B begitu sebaliknya si C mengoreksi hasil tugas si A. Jadi memudahkan guru dalam mengoreksi tugas peserta didik.
8
Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam sekolah.



F.             Penutup
Metode Demonstrasi ialah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya. Jadi guru tidak cukup menjelaskan materi namun guru juga mendemonstrasikan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat mengetahui secara langsung dan siswa juga turut dalam mendemonstrasikannya. Metode eksperimen merupakan metode upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, namun guru juga harus mengawasi peserta didik ketika melakukan eksperimen agar siswa terus terpantau dalam melakukan eksperimem, sedang metode resitasi (Pemberian tugas) adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut di pertanggung jawabkan kepada guru, jadi ketika materi telah selesai guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan dirumah agar menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugasnya. Jadi dapat pemakalah simpulkan bahwasannya dalam ke tiga metode ini guru harus memiliki empat kompetensi guru, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, professional. Terutama kompetensi professional agar guru bisa mengatasi proses pembelajaran agar menjadi aktif karena kompetensi professional ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam penguasaan teori-teori belajar dan selalu mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dkk. 2015. Pengembangan Karir Profesi Guru. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media)
Dradjat, Zakiah. 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara DEPAG)
Nata, Abuddin. 2014. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Prenada Media Group)
Nurlaila. 2017. Pengelolaan Pengajaran. (Palembang: CV. Amanah)
Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidkan. (Palembang: Grafika Telindo Press)
Sanjaya, Wina. 2011. strategi pembelajaran. (Jakarta : Kencana)
Sudirman. 1987. Ilmu Pendidikan. (Bandung: Remaja Karya)
Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana)
Yunus, Mahmud. 1990. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Jakarta: PT. Hidakarya Agung)






















[1]  Nurlaila, Pengelolaan Pengajaran, (Palembang: CV. Amanah, 2017), hlm. 39-40
[2] Daryanto dkk, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2015), hlm. 1-6
[3]  Daryanto dkk, Pengembangan Karir Profesi…, hlm. 83-86
[4]  Rusmaini, Ilmu Pendidkan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 122
[5] Zakiah Dradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara DEPAG, 2001), hlm. 125-127
[6] Rusmaini, Ilmu Pendi…, hlm. 122
[7] Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana , 2011), hlm. 187
[8] Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm. 183
[9] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 192
[10] Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), hlm. 61
[11] Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1987), hlm. 145

No comments:

Post a Comment

Laporan Magang III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan peserta didik melalui pembelajaran se...