Search This Blog

Sunday, December 2, 2018

Laporan Magang III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan peserta didik melalui pembelajaran secara sadar dan terencana untuk secara aktif mengoptimalkan potensi yang ada pada diri peserta didik, sehingga terbentuk watak, karakter, dan kepribadian sebagai manusia seutuhnya. Tujuan dalam pendidikan akan tercapai apabila terjalin suatu interaksi yang baik antar guru dan siswa sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Banyak para pakar pendidikan yang menyebutkan tentang beberapa defini belajar, antara lain; Moh Uzer Usman belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.[1] Ada pula yang mendefinisikan belajar adalah adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, salah satu pertanda bahwa orang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).[2]
 Pendidikan di madrasah merupakan salah satu pendidikan dasar yang bernafaskan keagamaan. Didalamnya diajarkan materi Al-Qur’an Hadits yang merupakan sumber hukum dan pegangan hidup umat Islam. Pengajaran AlQur’an Hadits di madrasah harus selalu ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan yang berpegang kuat kepada hukum Islam tersebut.
Dari hal tersebut di atas dapat kita cermati betapa pentingnya pendidikan Al-Qur’an Hadits bagi kita umumnya dan siswa sekolah khususnya. Sehingga, pendidikan Al-Qur’an Hadits harus selalu dikembangan, digali dan ditingkatkan baik dalam hal pemahamannya maupun pengamalannya. Hal tersebut dikarenakan pendidikan Al-Qur’an Hadits dapat sebagai salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan pendidikan Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut yang artinya Artinya : "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan takwa kepada Allah Swt.[3]
Agar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al Qur'an Hadits, guru perlu meningkatkan kompetensinya sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Guru perlu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang menarik agar dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan pembelajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu:
Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan bukan tujuan. Tidak ada satu metode yang paling baik. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara otomatis, suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi guru lain.
Penerapan metode pembelajaran sangat penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Kegiatan belajar mengajar yang biasa-biasa saja dengan tanpa perubahan dari waktu ke waktu akan membuat siswa cepat bosan. Disinilah kreativitas guru sangat diperlukan dan menentukan dalam kesuksesan pembelajaran. Dengan penerapan sebuah metode pembelajaran yang tepat akan menjadikan anak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Anak akan merasa penasaran terhadap kreativitas guru mengenai apa yang akan diajarkan besoknya lagi. Ingatan anak akan sangat tajam karena pembelajaran dialami mereka dengan memaksimalkan seluruh indera yang ada.
Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat laporan tentang metode diskusi materi tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat kelas XII di MA Muhammadiyah 1 Palembang.


B.     Rumusan Masalah
Terkait latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari metode diskusi?
2.      bagaimana langkah-langkah menggunakan metode diskusi?
3.      Bagaimanakah penerapan metode diskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas XII materi tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat MA Muhammadiyah 1 Palembang?
4.      Apakah metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?
C.    Tujuan
1.      Agar mengetahui pengertian dari metode diskusi.
2.      Agar mengetahaui langkah-langkah menggunakan metode diskusi.
3.      Supaya mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas XII materi tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat MA Muhammadiyah 1 Palembang.
4.      agar mengetahui metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.



BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Metode Diskusi
Kata "diskusi" berasal dari bahasa latin, yaitu "discussus" yang berarti "to examine". "discussus" terdiri dari akar kata "dis" dan "cuture". "Dis" artinya terpisah, dan "cuture" artinya menggoncang atau memukul. Secara etimologis "discuture" berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkannya.[4]
Zuhairini dkk, mengemukakan, metode diskusi adalah metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannnya sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.[5]
Suryo Subroto juga mengemukakan, diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang bergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.[6]
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Sedangkan menurut Usman Basyirudin, diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif yang menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar.[7]
Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM), yang dapat merangsang murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap dalam menyumbangkan pikiranpikirannya untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode diskusi adalah salah satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh seseorang guru di kelas, tujuannya adalah memecahkan masalah dari para siswa. Sedangkan metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau penyampaian materi dengan jelas mendiskusikannya, dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.
B.     Karakteristik Metode Diskusi
Metode diskusi berbeda dari metode ceramah. Dalam metode diskusi peran guru tidak begitu dominan. Guru biasanya hanya memberikan pengarahan terhadap jalannya diskusi dan membantu menyimpulkan hasil diskusi yang dilakukan siswa. Karenanya diskusi mengandung unsur-unsur demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri. Tiap siswa diharapkan memberikan sumbangan pendapat sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama, kelompok akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah sampai kepada paham terakhir sebagai hasil karya bersama.
Dilihat dari jumlah peserta yang terlibat, bentuk diskusi dibedakan menjadi dua, yaitu : (1) diskusi yang terdiri atas beberapa orang saja (sekelompok orang) misalnya buzing, debat, reaksi lingkaran, diskusi kelas dan lain sebagainya; dan (2) diskusi yang melibatkan sejumlah massa (banyak orang) sehingga disebut metode interaksi massa, misalnya seminar, workshop, panel, forum, dan simposium.
Sebagaimana metode-metode pembelajaran yang lain, metode diskusi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan metode ini antara lain :
1.      Mendorong siswa berpikir kritis,
2.      Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
3.      Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
4.      Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbanga yang seksama,
5.      Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri,
6.      Membiasakan bersikap toleran.
Dalam redaksi yang lain, kelebihan metode diskusi dapat dijelaskan sebagaimana berikut :
1.      Menyadarkan anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan atau satu jawaban saja.
2.      Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif dan dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.
3.      Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, serta membiasakan bersikap toleran.
4.      Menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara terstruktur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.[8]



C.    Manfaat
Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar siswa, antara lain:
1.      Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik daripada memutuskan sendiri.
2.       Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit.
3.      Diskusi kelompok/kelas memberi motifasi terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.
4.      Diskusi juga membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada anggota kelas.
5.      Untuk mencari suatu keputusan suatu masalah.
6.      Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.
7.      Untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran.[9]
Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.
D.    Langkah-langkah
Agar penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:[10]
1.      Langkah Persiapan
a)      Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap peserta didik sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
b)       Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c)      Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi peserta didikan sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
d)     Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.
2.      Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
a)      Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi
b)      Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin
c)      dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
d)     Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan
e)      Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
f)       Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3.      Menutup Diskusi
Akhir dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sehagai berikut:
a)      Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
b)      Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.[11]
Dari uraian di atas dapat dipahami metode diskusi merupakan teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, dan di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
E.     Kelebihan dan Kelemahan
Adapun kelebihan dari metode diskusi:
1.      Suasana kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan yaitu partispasi siswa dalam metode ini lebih baik.
2.       Dapat menaikkan prestasi individu seperti: toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sabar dansebagainya.
3.      Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena para siswa menikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
4.      Para siswa dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu masalah musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya
5.      Rasa sosial mereka dapat dikembangkan karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal atau masalah dan mendorong rasa kesatuan.
6.      Memperluas pandangan.
7.      Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari metode Diskusi:
1.       Kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
2.      Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang digunakan untuk diskusi cukup panjang.
3.      Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi penyimpangan, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
4.      Dalam diskusi menghendaki pembuktian yang logis.
5.       Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
6.      Peserta mendapat informasi yang terbatas.
7.      Dalam peleksanaan diskusi mungkin dikuasai oleh orangorang suka berbicara.
8.      Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.






BAB. III
PROFIL MADRASAH
A.    Identitas Madrasah
2.      Nama Madrasah                      : MA Muhammadiyah 1 Palembang
3.      NSM (Nomor Statistik Madrasah): 131216710017
4.      Alamat Lengkap                     : Jln. K. H. A. Ahmad Dahlan No. 23. B. Bukit Kecil Palembang. Telp. 08287142362
5.      Status Madrasah                     : TERAKREDITASI “A”
6.      Nomor SK Izin Operasional   : B/E.IV/MA/1488/2000
7.      Tanggal SK Izin Operasional  : 09 Mei 2000
8.      Nama Badan yang Mengelola : Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bukit Kecil Palembang
9.      Waktu Belajar                         : Pagi-Sore
10.  Kurikulum yang digunakan    : K 13 / KTSP 2006
11.  Nama Lengkap Kepala           : ROSITA, S. Pd
12.  TMT Jabatan Terakhir             :2016
13.  Pendidikan Terakhir Kepala   :S.1/PENDIDIKAN MATEMATIKA
14.  No. Telepon/HP                      : 082181836421[12]
B.     Gambaran Umum Madrasah
1.      Lokasi Lembaga
Lokasi MA Muhammadiyah 1 Palembang terletak di Jalan KH. A. Dahlan No. 23 B, Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil Palembang.
Letak Lokasi :
a.      Sebelah Utara berbatasan dengan RS. Khusus  Paru-Paru di Jln. Raya Merdeka
b.        Sebelah Selatan berbatasan dengan SMA/SMP/MTs/SD Muhammadiyah  
c.      Sebelah Barat berbatasan dengan Panti Asuhan Baitu Rahmah
d.      Sebelah timur berbatasan dengan  rumah penduduk.


2.      Sejarah Umum Berdirinya MA Muhammadiyah I  Palembang
Lahirnya Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang, dilatar belakangi dan terdorong dari lulusan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Palembang yang berada dalam satu komplek yang sama. Melihat jumlah lulusan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Palembang yang banyak  maka ditahun ajaran  1994/1995 berdirilah Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang yang diprakarsai oleh bapak Nafrizal Nawawi sekaligus kepala sekolah yang pertama.
Selain melihat jumlah lulusan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Palembang, agar memiliki tempat untuk melanjutkan yang sesuai dengan misi dan  visinya.  Lahirnya  Madrasah  Aliyah  Muhammadiyah  1   Palembang   juga terdorong untuk membentuk pengkaderan generasi muda Muhammadiyah dalam lingkup dakwah.
Seperti yang telah diuraikan, Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang pertama kali dipimpin oleh Bapak Nofrizal Nawawi, Lc. Selama 4 tahun masa jabatannya dengan piagam pendirian LA. 1b/078/1994. Selanjutnya pada tahun periode 1997 sampai dengan 1998  berganti jabatan pada bapak  Drs. H. Nawawi Nurdin.
Pada tahun 1998 sampai dengan 1999 kembali Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dipimpin oleh bapak Nofrizal Nawawi, Lc. Ditahun 1999 sampai tahun 2002 bapak Abdullah Amin, BA memimpin Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang selama 2 tahun masa jabatannya. Kemudian dari tahun 2002 sampai 2008 diteruskan oleh bapak Kemisan. S.Ag memimpin Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1  Palembang. Selanjutnya pada tahun 2008 sampai periode 2016 Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dipimpin oleh Bapak Abu Somah, M. Pd. I.
Hingga pada tahun 2016 sampai periode sekarang Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dipimpin oleh Ibu Rosita, S. Pd dengan wakil kepala sekolah Bapak Mualimi, S. Pd.I. Berikut ini profil mengenai pimpinan Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dari sejak berdiri sampai sekarang sudah mengalami pergantian sebanyak tujuh kali.  Nama- nama mereka sebagai berikut:[13]
Tabel 1. Daftar Nama Pejabat Kepala MA Muhammadiyah 1  Palembang
No
Nama
Sebagai Kepala Sekolah Periode/Tahun
1
Nofrizal Nawawi. Lc
1994 s.d 1997
2
Drs. H. Nawawi Nurdin
1997 s.d 1998
3
H. Nofrizal Nawawi. Lc
1998 s.d 1999
4

Abdullah Amin, BA
1999 s.d 2002
5
Kemisan, S. Ag
2002 s.d 2008
6

Abu Somah, M. Pd. I
2008 s.d 2016
7
Rosita, S.Pd
2016 s.d sekarang

                Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang bisa dijangkau dari letaknya yang cukup strategis karena berada disekitar jalan raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang pada awal operasionalnya merupakan sekolah dengan pemokusan pada jurusan keagamaan, hingga pada tahun ajaran 2008 jurusan keagamaan berubah menjadi, jurusan  Ilmu  Pengetahuan Sosial, ini semua terjadi karena induk jurusan keagamaan (sekolah induk)/ kurang diminati.
Sehingga Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang sedapat mungkin untuk memujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dibidang ilmu dan takwa serta  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi. Untuk mewujudkannya  perlu  strategi  manajemen yang berbasis Madrasah yaitu system pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada pihak sekolah, yang disesuaikan dengan kebiksanaan pemerintah, provinsi dan kota.
3.      Visi dan Misi Lembaga
a.    Visi MA Muhammadiyah 1 Palembang
Menghasilkan lulusan yang Beriman, berilmu, dan berakhlaq karimah sebagai persiapan menghadapi masa depan yang lebih baik.
b.   Misi MA Muhammadiyah 1 Palembang
1)      Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efesien berdasarkan kurikulum yang berlaku
2)      Peningkatan Iman dan Takwa (Imtaq) seluruh keluarga besar MA Muhammadiyah 1 Palembang melalui mata pelajaran ISMUBA dan mata pelajaran lainnya
3)      Penamaan dan aplikasi Akhlaqul karimah dan nilai-nilai luhur bangsa, baik sekolah, dirumah, maupun masyarakat.
4)      Meningkatkan sarana dan prasarana, serta tenaga pendidikan dan kependidikan sesuai standar yang telah ditentukan
5)      Melaksanakan koordinasi dan kerja sama yang baik dengan semua puhak yang terkait (Muhammadiyah, Kemenag, Kemendiknas)
6)      Menyiapkan peserta didik yang berakhlaqul karimah untuk bisa bersaing di Era Global
7)      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, potensi, dan bakat peserta didik seoptimal mungkin melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler
8)      Menciptakan iklim yang kondusif untuk terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing komponen sekolah (Kepala Madrasah, Guru, Karyawan dan peserta didik) MA Muhammadiyah 1 Palembang
9)      Melaksanakan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah baik tata tertib kepegawaian maupun kesiswaan.[14]


4.      Struktur Organisasi Lembaga
            Struktur Organisasi MA Muhammadiyah 1 Palembang

\
5.     
Text Box: KOMITE

Text Box: KEPALA MADASAH
ROSITA, S.Pd

Text Box: PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH BUKIT KECIL PALEMBANG
ROSITA, S.Pd
 

6.         
 

7.       






8.       
9.       



10.   













C.    Jumlah Guru dan Siswa
1.      Jumlah Siswa
            Tabel 2. Jumlah Siswa
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
X. A
10
16
26
X. S
11
17
28
XI
18
10
28
XII
25
9
34

=64
=52
=116

2.      Jumlah Guru
            Tabel 3. Jumlah Guru
Status
Jenjang Pendidikan
S.1
S.2
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Jml
PNS
0
1
1
0
1
1
2
Non PNS
5
6
0
0
5
6
11
Jumlah
5
7
1
0
5
7
13

D.    Keadaan Sarana dan Prasarana MA Muhammadiyah I Palembang
      Sarana dan Prasarana dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan. Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana pengajaran akan tercipta suasana belajar yang baik, seperti guru mudah menyampaikan materi dan murid-murid mudah memahami dan mengerti materi nya disampaikan. Untuk kepentingan tersebut idealnya pihak sekolah harus selalu berusaha meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah. Untuk mengatahui sarana dan prasarana yang ada di MA Muhammadiyah I Palembang dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4. Ruang Fasilitas Sekolah
No
Jenis Sarana Dan Prasarana
Kondisi
Jumlah
1
Ruang Belajar
Baik

4 Lokal

2
Ruang Guru Dan TU
Baik
2 Ruangan
3
Ruang Perpustakaan
Baik
1 Lokal
4
Ruang Kepala Madrasah
Baik
1 Lokal
5
LAB Komputer
Baik
1 Lokal
6
Ruang Koperasi
Baik
1 Lokal
7
WC Guru dan Siswa
Baik
6 Lokal
8
Papan Tulis
Baik
4 Buah
9
Komputer
Baik
18 Unit
10
Meja Kepala Sekolah
Baik
2 Buah
12
Lapangan Upacara
Baik
    1 Lapangan
15
Ruang UKS
Baik
1 Lokal
16
Aula
Baik
1 Lokal
17
Ruang OSIS
Baik
1 Lokal
19
Meja siswa
Baik
 70 Buah
20
Kursi siswa
Baik
140 Buah
21
Lemari
Baik
4 Buah
22
infocus
Baik
2 Buah
23
Printer
Baik
2 Buah
24
Alat-alat Uks
1 Baik
5 Buah

E.     Pelaksanaan tugas guru/pendidik
1.      Tugas Guru
Tugas utama seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Selaku pengajar, guru berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pada penguasaan materi pembelajaran. Sedangkan selaku pendidik, guru berusaha mencerminkan setiap tingkah lakunya dapat dijadikan teladan oleh siswa, sehingga dapat berubah menjadi yang lebih baik lagi, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, Allah SWT, Orang Tua, Negara, sesamanya dan lingkungannya.
Adapun secara terperinci, ruang lingkup tugas guru adalah sebagai berikut :
                                                    a.      Membuat Perangkat Pembelajaran
                                                   b.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran
                                                    c.      Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian, Ulangan Umum, Ujian Akhir
                                                   d.      Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
                                                    e.      Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
                                                    f.      Mengisi daftar nilai siswa
                                                   g.      Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
                                                   h.      Membuat alat pelajaran / alat peraga
                                                     i.      Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
                                                     j.      Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
                                                   k.      Membuat LKS
                                                     l.      Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
                                                 m.      Mengatur ruang kelas dan praktikum
                                                   n.      Membuat tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
2.      Kegiatan Siswa
Kegiatan belajar siswa mulai dari  kelas X, XI, dan XII  pada pukul 06.40-12.00 WIB. Kegiatan siswa MA Muhammadiyah I Palembang pada hari senin adalah upacara, dan hari Kamis melaksanakan senam bersama dilapangan, kemudian baru dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar.[15]




BAB IV
PEMBAHASAN MATERI

METODE DISKUSI MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MATERI TANGGUNG JAWAB SESEORANG TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT DI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG

A.    Langkah Pembelajaran

1.      Pendahuluaan

Ø  Guru mengucapkan salam

Ø  Siswa membaca do’a dilanjutkan membaca beberapa ayat yang terkait dengan materi.

Ø  Guru memeriksa kehadiran siswa dan kerapian seragam siswa.

Ø  Guru mengajukan pertanyaan pertanyaan yang ada kaitannya antara materi sebelumnya dengan materi yang akan di pelajarin.

2.      Kegiatan Inti

Eksplorasi

Ø  guru mengajak siswa bersama-sama mebacakan ayat-ayat yang berkenaan dengan tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.

Elaborasi

Ø  Siswa dibagi dalam kelompok.Masing-masing kelompok 4 orang

Ø  Guru menghimbau agar siswa mendiskusikan ayat-ayat tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.

Ø  Membahas kembali kandungan QS At-Tahrim: 6,QS. Thaha: 132; QS. Al-An’am: 70; QS.An-Nisa’:36 dan QS.Hud:117-119 dan hadits tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat  dengan tanya jawab dan diskusi kelompok.


konfirmasi

Ø  Guru menanyakan kepada siswa dari apa yang telah mereka diskusikan.

Ø  Menyimpulkan hasil diskusi kelas setelah masing-masing kelompok presentasi

3.      Penutup

Ø  Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Ø  Guru mengajak siswa memberikan kesimpulan materi yang telah di pelajarin.
Ø  Guru memberikan tugas
Ø  Refleksi/Aplikasi Quantum.
Ø  Guru menutup pelajaran.
B.     Tahap pembelajaran
a.             Tahap pendahuluan merupakan tahapa awal/tahap pembukaan sebelum pelajaran dimulai.
b.            Pembelajaran membaca doa, menanyakan kabar siswa, mengecek daftar kehadiran siswa, setelah itu siswa menerima informasi kompetensi, materi tujuan, manfaat, langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c.             Kegiatan inti/kegiatan pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran ini siswa harus melaksanakan 5M (mengamati, mennya, meneksplorasi, menentukan data, mengasosiasi data dan mengkomunikasi).
d.            Penutup merupakan kegiatan akhir dari pembelajaran, setelah mengkomunikasikan, siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran, guru mengkomunikasikan materi pembelajaran atau tugas rumah jika pembelajaran hari itu belum memuaskan.
e.             Selanjutnya guru menutup pembelajaran.
C.    Materi Kegiatan
Materi pembelajaran kelas XII mencakup materi Ayat-ayat dan Hadits tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga dan Masyarakat. Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan buku Al-Qur’an dan Hadits dan sebagian materi juga diambil dari internet.
Dari Topik diatas terdapat 6 sub topik dan pada sub. Pembahasannya antara lain adalah sebagai berikut: pada pertemuan pertama membahas tentang Surah at-Tahrim ayat 6 , pertemuan kedua membahas tentang Surah at-Taha ayat 132, pertemuan ketiga membahas tentang Surah al-An’am ayat 70, pertemuan keempat membahas tentang Surah an-Nisa’ ayat 36, dan pertemuan kelima membahas tentang Surah Hud ayat 117-119, pertemuan keenam membahas tentang Hadits tanggung jawab manusia.
D.    Pemaparan Implementasi Metode Diskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Tanggung Jawab Manusia terhadap Keluarga dan Masyarakat di MA Muhammadiyah 1 Palembang.       
Metode diskusi merupakan salah satu metode dari beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Metode diskusi ini juga merupakan salah satu metode yang sudah digunakan oleh guru Al-Qur’an dan hadits di MA Muhammadiyah 1 Palembang.
Adapun tahapan pertama yang saya lakukan pada saat mengajar di kelas XII menggunakan metode diskusi materi tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat di MA Muhammadiyah 1 Palembang yaitu;
1.      Mempersiapkan materi yang akan dijadikan bahan ajar
2.      Mengkondisikan murid
3.      Membagi murid menjadi beberapa kelompok
4.      Masing-masing kelompok mendiskusikan materi tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
Dan dari hasil yang saya lihat Implmentasi metode diskusi, masih ada siswa yang kurang aktif karena takut mengungkapkan buah pikirannya (minder) tentunya hal ini harus di berikan semangat dan sampaikan kepada mereka jangan takut untuk berpendapat, ada juga sebagian siswa yang antusias bahkan lebih semangat belajar dan keadaan kelas juga lebih terkondisikan.
      Agar Implmentasi metode diskusi berjalan dengan baik tentu di perlukannya faktor pendukung
1.      Semangat siswa dalam belajar.
2.      Siswa yang masuk tepat waktu.
3.      Adanya reward.
4.      Pengondisian kelas terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar
5.      Adanya kerjasama yang baik antar siswa Dalam implementasi metode diskusi ini sangatlah dibutuhkan faktor pendukung karena dengaan adanya faktor pendukung tersebut maka kegiatan belajar mengajar dapat berlangsungnya dengan lancar.
Dari penjelasan di atas implementasi metode disskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan didorongnya faktor pendukung tentu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, semangat masing-masing kelompok ingin kelompoknya jadi yang terbaik dan lain sebagainya, tentunya hal ini juga akan berdampak pada prestasi belajar siswa.



BAB V
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas implementasi metode disskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan didorongnya faktor pendukung tentu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, semangat masing-masing kelompok ingin kelompoknya jadi yang terbaik dan lain sebagainya, tentunya hal ini juga akan berdampak pada prestasi belajar siswa.
masih adanya siswa yang kurang aktif karena takut mengungkapkan buah pikirannya (minder), ada juga sebagian siswa yang antusias bahkan lebih semangat belajar dan keadaan kelas juga lebih terkondisikan.



                                    Daftar Pustaka
Moh Uzer Usman. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sardiman, 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Depag RI, 2005. Al Qur'an dan terjemahnya. Semarang: CV Alwaah.
Arief Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Dkk, Zuhairini. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Ofset Printing.
Subroto, Suryo. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Conny Semiawan dkk. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Grasindo.
Roestiyah. 1994. Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuhairini, dkk. 1983. Metode Khusus Pendidikan Agama. Solo: Ramadhan.
Dokumen/Arsip. 2018. MA Muhammadiyah 1 Palembang.
Sanjaya Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. jakarta: Kencana, 2007



[1] Moh Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013. hlm 52

[2] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali, 2012, hlm 215

[3] Depag RI, Al Qur'an dan terjemahnya. Semarang: CV Alwaah, 2005, hlm. 907
[4] Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Pers, 2002, hlm.145
[5] Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Ofset Printing, 1981,  hlm. 89
[6] Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2002, hlm. 179.

[7] Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta : Grasindo, 1992, hlm. 76
                [8] Roestiyah, Didaktik Metodik . Jakarta : Bumi Aksara, 1994, hlm. 54

[9] Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama. Solo: Ramadhan, 1983,  hlm. 89

[10] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 154

[11] Ibid., hlm. 159

[12] Dokumen/Arsip MA Muhammadiyah 1 Palembang, tahun 2018
[13] Dokumen/Arsip MA Muhammadiyah 1 Palembang, tahun 2018
[14] Dokumen/Arsip MA Muhammadiyah 1 Palembang, tahun 2018
                      
[15] Dokumen/Arsip MA Muhammadiyah 1 Palembang, tahun 2018

Laporan Magang III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan peserta didik melalui pembelajaran se...