BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan peserta didik melalui
pembelajaran secara sadar dan terencana untuk secara aktif mengoptimalkan
potensi yang ada pada diri peserta didik, sehingga terbentuk watak, karakter,
dan kepribadian sebagai manusia seutuhnya. Tujuan dalam pendidikan akan
tercapai apabila terjalin suatu interaksi yang baik antar guru dan siswa
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Banyak para pakar pendidikan yang menyebutkan tentang beberapa
defini belajar, antara lain; Moh Uzer Usman belajar diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dan individu dengan lingkungannya.[1]
Ada pula yang mendefinisikan belajar adalah adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, salah satu pertanda
bahwa orang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang
bersifat pengetahuan (kognitif), dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).[2]
Pendidikan di madrasah
merupakan salah satu pendidikan dasar yang bernafaskan keagamaan. Didalamnya
diajarkan materi Al-Qur’an Hadits yang merupakan sumber hukum dan pegangan
hidup umat Islam. Pengajaran AlQur’an Hadits di madrasah harus selalu
ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan yang berpegang kuat kepada hukum Islam
tersebut.
Dari hal tersebut di atas dapat kita cermati betapa pentingnya
pendidikan Al-Qur’an Hadits bagi kita umumnya dan siswa sekolah khususnya.
Sehingga, pendidikan Al-Qur’an Hadits harus selalu dikembangan, digali dan
ditingkatkan baik dalam hal pemahamannya maupun pengamalannya. Hal tersebut
dikarenakan pendidikan Al-Qur’an Hadits dapat sebagai salah satu faktor penentu
tercapainya tujuan pendidikan nasional dan pendidikan Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11
sebagai berikut yang artinya Artinya : "Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat"
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk
memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap
isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan takwa kepada Allah Swt.[3]
Agar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al Qur'an
Hadits, guru perlu meningkatkan kompetensinya sehingga tujuan pembelajaran
dapat terpenuhi. Guru perlu menggunakan pendekatan, strategi dan metode
pembelajaran yang menarik agar dapat memudahkan siswa dalam memahami materi
yang diajarkan serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk meningkatkan
kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau
keberhasilan pembelajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar,
bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta
memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu:
Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh guru
dalam mengajar dan bukan tujuan. Tidak ada satu metode yang paling baik. Metode
yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara otomatis, suatu metode
yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi guru lain.
Penerapan metode pembelajaran sangat penting dalam menunjang
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran yang tepat
akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Kegiatan belajar mengajar yang
biasa-biasa saja dengan tanpa perubahan dari waktu ke waktu akan membuat siswa
cepat bosan. Disinilah kreativitas guru sangat diperlukan dan menentukan dalam
kesuksesan pembelajaran. Dengan penerapan sebuah metode pembelajaran yang tepat
akan menjadikan anak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Anak akan merasa
penasaran terhadap kreativitas guru mengenai apa yang akan diajarkan besoknya
lagi. Ingatan anak akan sangat tajam karena pembelajaran dialami mereka dengan
memaksimalkan seluruh indera yang ada.
Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
membuat laporan tentang metode diskusi materi tanggung jawab manusia terhadap
keluarga dan masyarakat kelas XII di MA Muhammadiyah 1 Palembang.
B.
Rumusan Masalah
Terkait
latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian dari metode diskusi?
2.
bagaimana
langkah-langkah menggunakan metode diskusi?
3.
Bagaimanakah
penerapan metode diskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas XII
materi tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat MA Muhammadiyah
1 Palembang?
4.
Apakah
metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?
C.
Tujuan
1.
Agar
mengetahui pengertian dari metode diskusi.
2.
Agar
mengetahaui langkah-langkah menggunakan metode diskusi.
3.
Supaya
mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits di kelas XII materi tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan
masyarakat MA Muhammadiyah 1 Palembang.
4.
agar
mengetahui metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Metode Diskusi
Kata "diskusi" berasal dari bahasa latin, yaitu
"discussus" yang berarti "to examine".
"discussus" terdiri dari akar kata "dis" dan
"cuture". "Dis" artinya terpisah, dan "cuture"
artinya menggoncang atau memukul. Secara etimologis "discuture"
berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau membuat sesuatu menjadi
jelas dengan cara memecahkannya.[4]
Zuhairini dkk, mengemukakan, metode diskusi adalah metode di dalam
mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannnya
sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.[5]
Suryo Subroto juga mengemukakan, diskusi adalah suatu percakapan
ilmiah oleh beberapa yang bergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar
pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan
mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.[6]
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran melalui
sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Sedangkan
menurut Usman Basyirudin, diskusi adalah suatu cara mempelajari materi
pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu
argumentasi secara rasional dan objektif yang menimbulkan perhatian dan
perubahan tingkah laku anak dalam belajar.[7]
Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu
masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati
kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM), yang dapat merangsang murid
untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap dalam menyumbangkan
pikiranpikirannya untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode diskusi adalah
salah satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh seseorang guru di kelas,
tujuannya adalah memecahkan masalah dari para siswa. Sedangkan metode diskusi
dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari
bahan atau penyampaian materi dengan jelas mendiskusikannya, dengan rujukan
dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.
B.
Karakteristik Metode Diskusi
Metode diskusi berbeda dari metode ceramah. Dalam metode diskusi
peran guru tidak begitu dominan. Guru biasanya hanya memberikan pengarahan
terhadap jalannya diskusi dan membantu menyimpulkan hasil diskusi yang
dilakukan siswa. Karenanya diskusi mengandung unsur-unsur demokratis. Siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri. Tiap siswa
diharapkan memberikan sumbangan pendapat sehingga seluruh kelompok kembali
dengan paham yang dibina bersama, kelompok akan maju dari satu pemikiran ke
pemikiran yang lain, langkah demi langkah sampai kepada paham terakhir sebagai
hasil karya bersama.
Dilihat dari jumlah peserta yang terlibat, bentuk diskusi dibedakan
menjadi dua, yaitu : (1) diskusi yang terdiri atas beberapa orang saja
(sekelompok orang) misalnya buzing, debat, reaksi lingkaran, diskusi kelas dan
lain sebagainya; dan (2) diskusi yang melibatkan sejumlah massa (banyak orang)
sehingga disebut metode interaksi massa, misalnya seminar, workshop, panel,
forum, dan simposium.
Sebagaimana metode-metode pembelajaran yang lain, metode diskusi
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan metode ini antara lain :
1.
Mendorong
siswa berpikir kritis,
2.
Mendorong
siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
3.
Mendorong
siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
4.
Mengambil
satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah
berdasarkan pertimbanga yang seksama,
5.
Membiasakan
peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri,
6.
Membiasakan
bersikap toleran.
Dalam redaksi yang lain, kelebihan metode diskusi dapat dijelaskan
sebagaimana berikut :
1.
Menyadarkan
anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan
bukan satu jalan atau satu jawaban saja.
2.
Menyadarkan
anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif dan dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.
3.
Membiasakan
peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri, serta membiasakan bersikap toleran.
4.
Menimbulkan
kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara terstruktur dan
dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.[8]
C.
Manfaat
Diskusi
kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar siswa,
antara lain:
1.
Membantu
siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik daripada
memutuskan sendiri.
2.
Siswa
tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang salah, penuh
prasangka dan sempit.
3.
Diskusi
kelompok/kelas memberi motifasi terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian
kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.
4.
Diskusi
juga membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara kegiatan kelas
dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada anggota kelas.
5.
Untuk
mencari suatu keputusan suatu masalah.
6.
Untuk
menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan pikirannya secara teratur
sehingga dapat diterima orang lain.
7.
Untuk
membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran.[9]
Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara
belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan
pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu sehingga
dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan
dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.
D. Langkah-langkah
Agar
penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:[10]
1. Langkah Persiapan
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami
oleh setiap peserta didik sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat
dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
b) Menentukan
jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat
ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang
terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi peserta didikan
sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi.
2. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan diskusi adalah:
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
mempengaruhi kelancaran diskusi
b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin
c) dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan
jenis diskusi yang akan dilaksanakan
d) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana
atau iklim belajar yang menyenangkan
e) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
f) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah
pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3. Menutup Diskusi
Akhir dan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sehagai berikut:
a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi
b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.[11]
Dari uraian di atas dapat dipahami metode diskusi
merupakan teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah,
dan di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi dua
atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja.
E.
Kelebihan dan Kelemahan
Adapun
kelebihan dari metode diskusi:
1.
Suasana kelas lebih
hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang
sedang didiskusikan yaitu partispasi siswa dalam metode ini lebih baik.
2.
Dapat menaikkan prestasi individu seperti: toleransi, demokrasi, berpikir
kritis, sabar dansebagainya.
3.
Kesimpulan hasil
diskusi mudah dipahami siswa karena para siswa menikuti proses berpikir sebelum
sampai kepada kesimpulan.
4.
Para siswa dilatih
belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu masalah
musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya
5.
Rasa sosial mereka
dapat dikembangkan karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal atau
masalah dan mendorong rasa kesatuan.
6.
Memperluas pandangan.
7.
Memberi kemungkinan
untuk saling mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari metode Diskusi:
1.
Kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini,
diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
2.
Sulit menduga hasil
yang dicapai karena waktu yang digunakan untuk diskusi cukup panjang.
3.
Kadang-kadang terjadi
adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan
mungkin pembicaraan menjadi penyimpangan, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
4.
Dalam diskusi
menghendaki pembuktian yang logis.
5.
Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
6.
Peserta mendapat
informasi yang terbatas.
7.
Dalam peleksanaan
diskusi mungkin dikuasai oleh orangorang suka berbicara.
8.
Biasanya orang
menghendaki pendekatan yang lebih formal.
BAB. III
PROFIL MADRASAH
A.
Identitas Madrasah
2.
Nama Madrasah :
MA Muhammadiyah 1 Palembang
3.
NSM (Nomor Statistik
Madrasah): 131216710017
4.
Alamat Lengkap :
Jln. K. H. A. Ahmad Dahlan No. 23. B. Bukit Kecil Palembang. Telp. 08287142362
5.
Status Madrasah :
TERAKREDITASI “A”
6.
Nomor SK Izin Operasional : B/E.IV/MA/1488/2000
7.
Tanggal SK Izin Operasional : 09 Mei 2000
8.
Nama Badan yang Mengelola : Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bukit Kecil
Palembang
9.
Waktu Belajar : Pagi-Sore
10. Kurikulum yang digunakan : K 13 /
KTSP 2006
11. Nama Lengkap Kepala :
ROSITA, S. Pd
12. TMT Jabatan Terakhir :2016
13. Pendidikan Terakhir Kepala :S.1/PENDIDIKAN
MATEMATIKA
B. Gambaran
Umum Madrasah
1. Lokasi Lembaga
Lokasi MA Muhammadiyah 1 Palembang terletak di Jalan
KH. A. Dahlan No. 23 B, Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil Palembang.
Letak Lokasi :
a.
Sebelah
Utara berbatasan dengan RS. Khusus Paru-Paru di Jln. Raya Merdeka
b.
Sebelah
Selatan berbatasan dengan SMA/SMP/MTs/SD Muhammadiyah
c.
Sebelah
Barat berbatasan dengan Panti Asuhan Baitu Rahmah
d.
Sebelah
timur berbatasan dengan rumah penduduk.
2.
Sejarah Umum Berdirinya MA Muhammadiyah I Palembang
Lahirnya Madrasah Aliyah
Muhammadiyah 1 Palembang, dilatar belakangi dan terdorong dari lulusan Madrasah
Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Palembang yang berada dalam satu komplek yang sama.
Melihat jumlah lulusan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Palembang yang
banyak maka ditahun ajaran 1994/1995 berdirilah Madrasah Aliyah
Muhammadiyah 1 Palembang yang diprakarsai oleh bapak Nafrizal Nawawi sekaligus
kepala sekolah yang pertama.
Selain melihat jumlah lulusan
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Palembang, agar memiliki tempat untuk
melanjutkan yang sesuai dengan misi dan
visinya. Lahirnya Madrasah
Aliyah Muhammadiyah 1
Palembang juga terdorong untuk
membentuk pengkaderan generasi muda Muhammadiyah dalam lingkup dakwah.
Seperti yang telah diuraikan,
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang pertama kali dipimpin oleh Bapak
Nofrizal Nawawi, Lc. Selama 4 tahun masa jabatannya dengan piagam pendirian LA.
1b/078/1994. Selanjutnya
pada tahun periode 1997 sampai dengan 1998
berganti jabatan pada bapak Drs. H. Nawawi Nurdin.
Pada tahun 1998 sampai dengan 1999
kembali Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dipimpin oleh bapak Nofrizal
Nawawi, Lc. Ditahun 1999 sampai tahun 2002 bapak Abdullah Amin, BA memimpin
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang selama 2 tahun masa jabatannya.
Kemudian dari tahun 2002 sampai 2008 diteruskan oleh bapak Kemisan. S.Ag
memimpin Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1
Palembang. Selanjutnya pada tahun 2008 sampai periode 2016 Madrasah
Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dipimpin oleh Bapak Abu Somah, M. Pd. I.
Hingga pada tahun 2016 sampai
periode sekarang Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dipimpin oleh Ibu
Rosita, S. Pd dengan wakil kepala sekolah Bapak Mualimi, S. Pd.I. Berikut ini
profil mengenai pimpinan Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dari sejak
berdiri sampai sekarang sudah mengalami pergantian sebanyak tujuh kali. Nama- nama mereka sebagai berikut:[13]
Tabel 1. Daftar
Nama Pejabat Kepala MA Muhammadiyah 1
Palembang
No
|
Nama
|
Sebagai Kepala Sekolah Periode/Tahun
|
1
|
Nofrizal Nawawi. Lc
|
1994
s.d 1997
|
2
|
Drs. H. Nawawi Nurdin
|
1997
s.d 1998
|
3
|
H. Nofrizal Nawawi. Lc
|
1998
s.d 1999
|
4
|
Abdullah Amin, BA
|
1999
s.d 2002
|
5
|
Kemisan, S. Ag
|
2002
s.d 2008
|
6
|
Abu Somah, M. Pd. I
|
2008
s.d 2016
|
7
|
Rosita,
S.Pd
|
2016 s.d sekarang
|
Madrasah Aliyah
Muhammadiyah 1 Palembang bisa dijangkau dari letaknya yang cukup strategis
karena berada disekitar jalan raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum.
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang pada awal operasionalnya merupakan
sekolah dengan pemokusan pada jurusan keagamaan, hingga pada tahun ajaran 2008
jurusan keagamaan berubah menjadi, jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial, ini
semua terjadi karena induk jurusan keagamaan (sekolah induk)/ kurang diminati.
Sehingga Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang
sedapat mungkin untuk memujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dibidang
ilmu dan takwa serta ilmu pengetahuan
dan teknologi. Untuk
mewujudkannya perlu strategi
manajemen yang berbasis
Madrasah yaitu system pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian
kepada pihak sekolah, yang disesuaikan dengan kebiksanaan pemerintah, provinsi
dan kota.
3. Visi dan Misi Lembaga
a.
Visi MA Muhammadiyah 1 Palembang
Menghasilkan lulusan yang Beriman, berilmu, dan berakhlaq karimah sebagai
persiapan menghadapi masa depan yang lebih baik.
b.
Misi MA Muhammadiyah 1 Palembang
1)
Melaksanakan kegiatan belajar
mengajar secara efektif dan efesien berdasarkan kurikulum yang berlaku
2)
Peningkatan Iman dan Takwa (Imtaq)
seluruh keluarga besar MA Muhammadiyah 1 Palembang melalui mata pelajaran
ISMUBA dan mata pelajaran lainnya
3)
Penamaan dan aplikasi Akhlaqul
karimah dan nilai-nilai luhur bangsa, baik sekolah, dirumah, maupun masyarakat.
4)
Meningkatkan sarana dan prasarana,
serta tenaga pendidikan dan kependidikan sesuai standar yang telah ditentukan
5)
Melaksanakan koordinasi dan kerja
sama yang baik dengan semua puhak yang terkait (Muhammadiyah, Kemenag,
Kemendiknas)
6)
Menyiapkan peserta didik yang
berakhlaqul karimah untuk bisa bersaing di Era Global
7)
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan, potensi, dan bakat peserta didik seoptimal
mungkin melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler
8)
Menciptakan iklim yang kondusif untuk
terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing komponen sekolah
(Kepala Madrasah, Guru, Karyawan dan peserta didik) MA Muhammadiyah 1 Palembang
9)
Melaksanakan segala ketentuan yang
mengatur operasional sekolah baik tata tertib kepegawaian maupun kesiswaan.[14]
4. Struktur
Organisasi Lembaga
Struktur Organisasi MA Muhammadiyah
1 Palembang
\
5.
![]() |
![]() |
![]() |
|||
6. 



7.
8.
9.
10.
C. Jumlah Guru dan Siswa
1. Jumlah Siswa
Tabel 2. Jumlah Siswa
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
X. A
|
10
|
16
|
26
|
X. S
|
11
|
17
|
28
|
XI
|
18
|
10
|
28
|
XII
|
25
|
9
|
34
|
=64
|
=52
|
=116
|
2. Jumlah Guru
Tabel 3. Jumlah Guru
Status
|
Jenjang Pendidikan
|
||||||
S.1
|
S.2
|
||||||
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Jml
|
|
PNS
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
2
|
Non PNS
|
5
|
6
|
0
|
0
|
5
|
6
|
11
|
Jumlah
|
5
|
7
|
1
|
0
|
5
|
7
|
13
|
D. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Muhammadiyah I Palembang
Sarana
dan Prasarana dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan. Dengan terpenuhinya
sarana dan prasarana pengajaran akan tercipta suasana belajar yang baik,
seperti guru mudah menyampaikan materi dan murid-murid mudah memahami dan
mengerti materi nya disampaikan. Untuk kepentingan tersebut idealnya pihak sekolah
harus selalu berusaha meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah. Untuk
mengatahui sarana dan prasarana yang ada di MA Muhammadiyah I Palembang dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel
4.
Ruang Fasilitas Sekolah
No
|
Jenis
Sarana Dan Prasarana
|
Kondisi
|
Jumlah
|
1
|
Ruang Belajar
|
Baik
|
4 Lokal
|
2
|
Ruang Guru Dan TU
|
Baik
|
2
Ruangan
|
3
|
Ruang Perpustakaan
|
Baik
|
1
Lokal
|
4
|
Ruang Kepala Madrasah
|
Baik
|
1
Lokal
|
5
|
LAB Komputer
|
Baik
|
1
Lokal
|
6
|
Ruang Koperasi
|
Baik
|
1
Lokal
|
7
|
WC Guru dan Siswa
|
Baik
|
6 Lokal
|
8
|
Papan Tulis
|
Baik
|
4 Buah
|
9
|
Komputer
|
Baik
|
18
Unit
|
10
|
Meja Kepala Sekolah
|
Baik
|
2 Buah
|
12
|
Lapangan Upacara
|
Baik
|
1
Lapangan
|
15
|
Ruang UKS
|
Baik
|
1
Lokal
|
16
|
Aula
|
Baik
|
1
Lokal
|
17
|
Ruang OSIS
|
Baik
|
1
Lokal
|
19
|
Meja siswa
|
Baik
|
70 Buah
|
20
|
Kursi siswa
|
Baik
|
140 Buah
|
21
|
Lemari
|
Baik
|
4 Buah
|
22
|
infocus
|
Baik
|
2 Buah
|
23
|
Printer
|
Baik
|
2 Buah
|
24
|
Alat-alat
Uks
|
1 Baik
|
5 Buah
|
E.
Pelaksanaan
tugas guru/pendidik
1.
Tugas Guru
Tugas
utama seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Selaku pengajar, guru berusaha
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pada penguasaan materi
pembelajaran. Sedangkan selaku pendidik, guru berusaha mencerminkan setiap
tingkah lakunya dapat dijadikan teladan oleh siswa, sehingga dapat berubah
menjadi yang lebih baik lagi, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, Allah
SWT, Orang Tua, Negara, sesamanya dan lingkungannya.
Adapun
secara terperinci, ruang lingkup tugas guru adalah sebagai berikut :
a.
Membuat Perangkat Pembelajaran
b.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c.
Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan
Harian, Ulangan Umum, Ujian Akhir
d.
Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e.
Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f.
Mengisi daftar nilai siswa
g.
Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada
guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
h.
Membuat alat pelajaran / alat peraga
i.
Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
j.
Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
k.
Membuat LKS
l.
Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
m.
Mengatur ruang kelas dan praktikum
n.
Membuat tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
2.
Kegiatan Siswa
Kegiatan belajar
siswa mulai dari kelas X, XI, dan XII
pada pukul 06.40-12.00 WIB. Kegiatan siswa MA Muhammadiyah I Palembang pada hari
senin adalah upacara, dan hari Kamis
melaksanakan senam bersama dilapangan, kemudian baru dilanjutkan dengan
kegiatan belajar mengajar.[15]
BAB IV
PEMBAHASAN MATERI
METODE DISKUSI MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MATERI TANGGUNG
JAWAB SESEORANG TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT DI MADRASAH ALIYAH
MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG
A.
Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluaan
Ø Guru mengucapkan salam
Ø Siswa membaca do’a dilanjutkan membaca beberapa ayat yang terkait
dengan materi.
Ø Guru memeriksa kehadiran siswa dan kerapian seragam siswa.
Ø Guru mengajukan pertanyaan pertanyaan yang ada kaitannya antara
materi sebelumnya dengan materi yang akan di pelajarin.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Ø guru mengajak siswa bersama-sama mebacakan ayat-ayat yang berkenaan
dengan tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
Elaborasi
Ø Siswa dibagi dalam kelompok.Masing-masing kelompok 4 orang
Ø Guru menghimbau agar siswa mendiskusikan ayat-ayat tentang tanggung
jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
Ø Membahas kembali kandungan QS At-Tahrim: 6,QS. Thaha: 132; QS.
Al-An’am: 70; QS.An-Nisa’:36 dan QS.Hud:117-119 dan hadits tentang tanggung
jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
dengan tanya jawab dan diskusi kelompok.
konfirmasi
Ø Guru menanyakan kepada siswa dari apa yang telah mereka diskusikan.
Ø Menyimpulkan hasil diskusi kelas setelah masing-masing kelompok
presentasi
3. Penutup
Ø Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Ø Guru mengajak siswa memberikan kesimpulan materi yang telah di
pelajarin.
Ø Guru memberikan tugas
Ø Refleksi/Aplikasi Quantum.
Ø Guru menutup pelajaran.
B.
Tahap
pembelajaran
a.
Tahap
pendahuluan merupakan tahapa awal/tahap pembukaan sebelum pelajaran dimulai.
b.
Pembelajaran
membaca doa, menanyakan kabar siswa, mengecek daftar kehadiran siswa, setelah
itu siswa menerima informasi kompetensi, materi tujuan, manfaat,
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c.
Kegiatan
inti/kegiatan pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran ini siswa harus
melaksanakan 5M (mengamati, mennya, meneksplorasi, menentukan data,
mengasosiasi data dan mengkomunikasi).
d.
Penutup
merupakan kegiatan akhir dari pembelajaran, setelah mengkomunikasikan, siswa
dan guru menyimpulkan materi pembelajaran, guru mengkomunikasikan materi
pembelajaran atau tugas rumah jika pembelajaran hari itu belum memuaskan.
e.
Selanjutnya guru
menutup pembelajaran.
C. Materi Kegiatan
Materi
pembelajaran kelas XII
mencakup materi Ayat-ayat
dan Hadits tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga dan Masyarakat.
Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan buku Al-Qur’an dan Hadits dan sebagian materi
juga diambil dari internet.
Dari
Topik
diatas terdapat 6 sub topik dan pada sub. Pembahasannya antara lain adalah sebagai berikut: pada
pertemuan pertama membahas
tentang Surah at-Tahrim ayat 6 , pertemuan kedua membahas tentang Surah at-Taha
ayat 132, pertemuan ketiga membahas tentang Surah al-An’am ayat 70, pertemuan
keempat membahas tentang Surah an-Nisa’ ayat 36, dan pertemuan kelima membahas
tentang Surah Hud ayat 117-119, pertemuan keenam membahas tentang Hadits
tanggung jawab manusia.
D.
Pemaparan Implementasi Metode Diskusi pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Tanggung Jawab Manusia terhadap Keluarga dan
Masyarakat di MA Muhammadiyah 1 Palembang.
Metode diskusi merupakan salah satu metode dari beberapa metode
yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Metode diskusi ini juga merupakan
salah satu metode yang sudah digunakan oleh guru Al-Qur’an dan hadits di MA Muhammadiyah 1 Palembang.
Adapun tahapan pertama yang saya lakukan
pada saat mengajar di kelas XII menggunakan metode diskusi materi tanggung
jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat di MA Muhammadiyah 1 Palembang
yaitu;
1.
Mempersiapkan
materi yang akan dijadikan bahan ajar
2.
Mengkondisikan
murid
3.
Membagi
murid menjadi beberapa kelompok
4.
Masing-masing kelompok mendiskusikan materi
tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
Dan dari hasil yang saya lihat Implmentasi metode diskusi, masih ada
siswa yang kurang aktif karena takut mengungkapkan buah pikirannya (minder) tentunya hal ini harus di berikan semangat
dan sampaikan kepada mereka jangan takut untuk berpendapat, ada juga sebagian siswa yang antusias bahkan lebih semangat belajar
dan keadaan kelas juga lebih terkondisikan.
Agar Implmentasi metode diskusi berjalan dengan baik tentu di perlukannya faktor
pendukung
1. Semangat siswa dalam belajar.
2. Siswa yang masuk tepat waktu.
3. Adanya reward.
4. Pengondisian kelas terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar
5. Adanya kerjasama yang baik antar siswa Dalam implementasi metode
diskusi ini sangatlah dibutuhkan faktor pendukung karena dengaan adanya faktor
pendukung tersebut maka kegiatan belajar mengajar dapat berlangsungnya dengan
lancar.
Dari
penjelasan di atas implementasi metode disskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits dengan didorongnya faktor pendukung tentu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, semangat masing-masing kelompok ingin kelompoknya jadi yang
terbaik dan lain sebagainya, tentunya hal ini juga akan berdampak pada prestasi
belajar siswa.
BAB V
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas implementasi metode disskusi pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits dengan didorongnya faktor pendukung tentu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, semangat masing-masing kelompok ingin kelompoknya jadi yang
terbaik dan lain sebagainya, tentunya hal ini juga akan berdampak pada prestasi
belajar siswa.
masih adanya siswa yang kurang aktif karena
takut mengungkapkan buah pikirannya (minder), ada juga sebagian siswa yang antusias
bahkan lebih semangat belajar dan keadaan kelas juga lebih terkondisikan.
Daftar
Pustaka
Moh Uzer Usman.
2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sardiman, 2012.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Depag RI, 2005.
Al Qur'an dan terjemahnya. Semarang: CV Alwaah.
Arief Armai, 2002.
Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Dkk, Zuhairini.
1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Ofset Printing.
Subroto, Suryo.
Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Conny Semiawan
dkk. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam
Belajar. Jakarta: Grasindo.
Roestiyah. 1994. Didaktik Metodik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Zuhairini,
dkk. 1983. Metode Khusus Pendidikan Agama. Solo: Ramadhan.
Dokumen/Arsip.
2018. MA Muhammadiyah 1 Palembang.
Sanjaya Wina. 2007. Strategi Pembelajaran.
jakarta: Kencana, 2007
[4] Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.
Jakarta : Ciputat Pers, 2002, hlm.145
[5]
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Ofset Printing,
1981, hlm. 89
[6]
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta, 2002, hlm. 179.
[7]
Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar. Jakarta : Grasindo, 1992, hlm. 76